Objek Wisata Rohani Salib Kasih
Banyak orang yang mengatakan, ”Jika belum singgah ke Salib Kasih, itu berarti anda belum sepenuhnya berada di kota Tarutung. Nah.. Berangkat dari pepatah tersebut, kami menyambangi monumen yang menjadi landmark kota Tarutung yang indah ini. Saya sendiri bukan pertama kali lagi mengunjungi monumen ini, karena saya juga tinggal di kota ini, tetapi tidak sesering dahulu lagi. Sehingga ada rasa untuk menyambagi Salib Kasih kembali, setelah melakukan perjalanan panjang yang menempuh 6 jam perjalanan dari Kota Medan, berkisar pukul 12.00 WIB saya dan beberapa teman tiba di Kota Tarutung.
Setelah beristirahat sebentar di Kota tarutung, kami harus menempuh jarang beberapa kilometer jalan mendaki untuk sampai ke punjak Dolok Siatas Barita dimana Salib Kasih yang mau kami sambangi berdiri Megah. Hal yang melelahkan, tetapi anda dapat mengilangkan rasa lelah itu dengan minikmati KACANG SIHOBUK yang banyak dijual di lereng gunung..!! (hehehehe….~~ dengan sedikit promosi 🙂 )
Akses jalan menuju pintu masuk monumen ini tergolong bagus, namun pastikan anda memiliki fisik yang prima, karena jalan menuju ke Salib Kasih cukup berat, setelah kami membayar tiket masuk di loket, sebesar Rp.2000, kami langsung dihadapkan dengan jejeran tangga yang menanjak. Tidak ada akses lain yang bisa dilalui dengan kendaraan, tetapi itu tidak akan menyulutkan semangat karena selain sejuknya udara disana, setiap sisi jalan menuju ke atas ditata dengan baik sehingga menjadi pemandangan baik dan tidak membosankan.
Kurang dari setengah jam perjalanan yang cukup melelahkan, kami pun tiba dipuncak dolok Siatas-Barita. Dimana monumen Salib Kasih berdiri dengan megahnya.
Salib kasih adalah sebuah monumen yang berbentuk Salib yang mempunyai ketinggian 31 meter disangga dan ditopang oleh tiga tiang raksasa, sebagai lambang Trinitas. Di bangun pada tahun 1993 untuk mengenang jasa dedikasi, dan pengabdian yang luar bisasa dari seorang Dr. Ingwer Ludwig Nommensen, sang “Apostel Batak”. Di bawah Salib dan di bagian belakang dari Salib tersebut terdapat sebuah ruangan kecil tempat kita berdoa sedangkan di depannya terdapat tempat duduk dengan kapasitas 600 orang serta dilengkapi dengan sebuah mimbar persis dibelakang mimbar menatap jauh ke hamparan rura silindung Kota Tarutung.
Disamping mimbar terletak sebuah batu besar, dimana sampai sekarang jejaki kaki DR.I.L.Nomensen masih terlihat disana. Sekitar tahun 1863 dari atas batu tersebut DR.I.L.Nomensen Berdoa dan menatap lembah Silindung kota Tarutung yang begitu indah dan luas.
“HIDUP ATAU MATI,BIARLAH AKU TINGGAL DI TENGAH-TENGAH BANGSA INI UNTUK MENYEBARKAN FIRMAN DAN KERAJAANMU”.
Hingga saat ini perkembangan pembangunan objek wisata rohani ini semakin terlihat, ini dibuktikan dengan bertambahnya taman rekreasi yang indah dan sejuk , tempat menginap,Terdapat juga arena bermain serta Open stage yang menjadi panggung persembagahan lagu-lagu rohani di Pintu Masuk/Keluar dari Salib. Di tambah lagi, Pemandangan indah yang di di pancarkan Salib Kasih pada malam hari dengan cahayanya dari kejauhan seolah-olah selalu menyapa kita dengan KASIH semakin melengkapi Tarutung sebagai kota Wisata Rohani yang sejuk. (*)
Tarutung, Oktober 2012
FOTO-FOTO TERKAIT