I.Cermin Inovatif Seorang ‘’ATTA ‘’
SAYA tidak mengenalnya secara pribadi. Tidak pernah bertatap muka, dan tidak tahu wajahnya seperti apa. Tapi saya mengenal lewat tulisan-tulisannya di Negeri-Senja, sebuah blog pribadi yang enak dibaca. Waktu masih kuliah dan smpai saat ini saya rutin mengunjungi blognya. Siapa pun, atau setidaknya menurut saya, dengan membaca tulisannya, kita dapat merasakan bahwa hidup memang layak untuk dirayakan…. Read More
II. Selalu Bangun Lebih Pagi
SETIAP kali perempuan itu datang, kira-kira pukul sepuluh pagi, ia menyapaku seperti itu. Meskipun sesungguhnya itu kalimat tanya, aku kira, ia tidak bermaksud bertanya sama sekali. Itu pernyataan yang menyamar sebagai pertanyaan.
Aku tidak pernah menanggapinya. Setelah mengatakan kalimatnya, perempuan itu akan masuk ke ruangan kerjanya di samping ruang ku. Ia akan duduk di sana entah beberapa waktu, dan menulis sesuatu entah apa tanpa memberiku waktu menanggapinya. Selalu seperti itu. Akhirnya, aku merasa kalimat itu memang tidak perlu ditanggapi…..Read More
III. Alunan Piano Senja
SOSOK itu tak pernah berubah. Masih saja menusuk hatiku dengan kata-katanya yang lembut. Masih saja menatapku sehangat matahari di balik jendelanya yang nampak kemerahan.
Aku benci senyumnya. Apa dia tidak tahu kalau setiap kita melangkah di dunia ini pasti ada masalah? Kenapa dia bisa senyum seringan itu? Dia bahkan merasakan music dari tuts-tuts pianonya tanpa beban. Seakan-akan dia diciptakan untuk tidak menderita sama sekali….Read More
IV. Catatan Kecil di Minggu Pagi
NIAT untuk menyemangati diri sendiri, dan ternyata memang terbukti. Beberapa jam sebelum berangkat Beribadah ke Gereja, aku sudah terbangun, mencuci pakaian lalu mandi dan melakukan beberapa aktivitas lainnya seperti mengantar Pacar ku ke tempat kerjanya lalu menuliskan sebuah cacatan kecil di hari Minggu.
Sebenarnya tidak ada yang menarik untuk diuraikan, hanya saja sebagai pengawalan tulisan liburan maka aku menambahkan keterangan kegiatan minggu pagi. Bergegas begitu saja, tidak ingin melewatkan detik perjalanan jarum jam dengan tidur-tiduran di peraduan dengan warna padu padan merah jambu yang sidikit dipaksakan untuk disukai. Iya, biasanya jam-jam segini, mereka bilang hari libur semacam ini adalah hari bermalas-malasan tetapi tidaklah dengan aku. Hari ini adalah hari Minggu, hari spesial bagi kami Nasrani untuk mengucap syukur kepada Tuhan….Read More
V. Tunas
KADANG-KADANG geli melihat tunas kecil yang baru pertama kali lihat sinar matahari: silau, terpukau.
Mungkin nanti setelah tunas itu tumbuh besar, dia pun akan tahu: matahari ternyata begitu jauh, tak terjangkau—dan hanya sinarnya yang didapat, bukan matahari itu sendiri. Dan kemudian diam-diam dia menyadari, bahwa dia melupakan satu hal yang mendasar:
Tanah. Tempat dia bermula—yang tak terlihat, yang selalu ada di bawah, yang tak pernah ingin muncul perkasa….. Read More